cari tau

Wednesday, 29 August 2012

Quote of the day


Pesan - pesan dari senior tp lupa namanya. Ketika pemilihan umum KAMMI kampus banjarbaru :D *masih ingat

Satu kerinduan lebih baik daripada seribu impian. 
Satu kesadaran lebih baik daripada seribu impian. 
Satu tindakan lebih baik daripada seribu kesadaran. 
Satu tujuan akhir lebih baik daripada seribu tindakan. 
Satu keikhlasan lebih baik daripada seribu tujuan akhir. 
Mulailah, meskipun sedikit. (Al Ghazali)

Pesan pada beberapa lembar awal Novel Best Seller NEGRI 5 MENARA yang luar biasa !!


"Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang!
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah- lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
jika mengalir menjadi jernih, 
jika tidak, kan keruh menggenang

Singa jika tak tinggalkan sarang tidak akan dapat mangsa
anak panah jika tak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan"

-Imam Syafii-

Wednesday, 15 August 2012

Tuesday, 14 August 2012

Mahasiswa baru





            “Berikanlah aku sepuluh pemuda niscaya aku akan bisa menrubah dunia”, begitulah hentakan beliau seprang tokoh utama proklamator Repulbik Indonesia. Siapa lagi kalau bukan Ir Soekarno (yang peristirahatnya terletak di kota Blitar). Bila kita membicarakan sosok pemuda maka dengan sangat jelas da lugas bahwasanya hal tersebut berkaitan langsung dengan jiwa-jiwa yang penuh semangat, yang menginginkan perubahan sosok pemuda adalah sosok yang sangat diperlukan pada semua zaman. Bisa dimugkinkan bila suatau zama tanpa adanya seorang tokoh pemuda maka zaman itu akan menemukan sebuah kelamahan.
            Sebuah sosok yang tampil di Indonesia sebagai lembaga pemuda pergerakan yang lahir tiga hari setelah kelahiranku yaitu 29 April 1998 di Malang, saat momentum FSLDK X.  Sebuah pergerakan yang sangat mendambakan adanya peradaban di Indonedia ya.. itulah KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Saya mulai kenal ketika dekenalkan dengan pergerakan tersebut oleh kakak yang sebelumnya sudah kenal. Seru juga ternyata bisa ikut berperan aktif dalam sebuah lembaga pergerakan ekteren kampus
            Namun tidak hanya itu juga, tidak lama kemudian sedikit-demi sedikit saya juga sadar akan pentignya sebuah pergerakan oleh seorang pemuda, kemdian tak lama setelah itu saya mulai dengan lembaga pergerakan interen kampus ya betul sekali, tak lain dan tak bukan apa lagi kalau bukan Lembaga Dakwa Kampus (LDK). Sebelum masuk dan berperan dalam beberapa lagi dan lembaga tersebut, saya tidak paham sekali apa pentingnya seorang pemuda ? dan yang lebih ironisnya lagi saya juga tidak tahu apa yang sedang terjadi di ranah saudara-saudara, teman sebaya, teman akrab, dan seluruh para pamuda di dunia kahususnya diIndonesia, yang lebih mencengangkan mengapa sih kok sampai ada dakwah-dakwahan sega toh Indoneisa ini mayoritas sudah Islam, ulama’nya sudah banyak, pengajian-pengajian sudah banyak. Itulah yang terbesit dalam pemikiraku saat awal-awal meliaht lembaga-lembaga pergerakan yang ada di kampus, ya.. wajar saja seorang mahasiswa baru yang sangat dangkal dan belum mengenal medan kampus, namun seiring waktu berlalu ternaya pemahamanku beruabh 180o, apalagi ditambah seorang yang hanya tau madrasah, pesantren yang semua muslim-muslimahnya sopan-santun. Oiya.. ada lagi malah saya dulu pernah bertanya ke salah satu kakak degan sangat lugunya “kak, kenapa sih di kampus tu kok banyak muslimhanya yang notabenya tau dan sudah paham akan hijab, tp gak pake’ jilbab”
            Bermula dari pemikiran dan berbagai pertanyaan yang melintas dalam pikiran dan benakku itu, Akhirnya ku temukan sebuah kebenran yang mutlak yang tak munkin diragukan lagi. Seuatu hari ku pernah usul “gimana kalu kita usulkan kepada piminan Universitas untuk mewajibka setiap muslimah untuk memakai jilbab, dan apabila melanggar peraturan, etika norma dan nilai tersebut maka IP nilai akan berkurang beberapa point”.. sebuah pemikran pertama dariku yang mengingin sebuah perubahan peradaban yang lebih baik.
Ternya pemahamn yang pernah melintas saat awal-awal mengenal akan medan kamus yang tidak tahu akan sebuah kebiasaan-kebiasaan atau budaya-budaya diluar budaya-budaya keseharianku bisa disimpulkan, bahwa dalam benak pikiranku itu salah besar, banyak teman-teman kita, saudara-saudara kita yang masih perlu dibina dalam sebuah wadah “aneh bukan, mugkin pemahaman itulah yang belum didapat oleh teman-teman yang  belum kenal dalam sebuah pergeraka-pergerakan para pemuda Muslim”.

Friday, 10 August 2012

Mahasiswa Patria (Kota Blitar)


Perjalanan pulang itu asyik dan seru, ya walapun ada sdikit rasa tidak enak hati kan ninggalin temen – temen, ya begitulah sudah ada jatah libur sendiri - sendiri. Seorang mahasiswa yang memang suka jalan – jalan, pekerjaan traveling itu sudah menjadi kesukaannya, bahkan sejak kecil. Perjalanan kali ini adalah perjalanan mudik yang ke dua. Semoga ini adalah planning yang paling baik. Memang ketika kamu menentukan pilihan itu, kamu harus yakin akan pilihanmu itu adalah pillihan yang paling baik, dan segala sesuatu itu perlu pertimbanagn dan perlu muhasabah atau evaluasi pada alurnya supaya apa saja yang kita lakukan selalu menmbah kebaikan tersenidiri.  Alhamdulillah perjalanan ini menjadi perjalanan yang cocok bagi mahasiswa bagaimana tidak, harga tiket promo ini sudah dimiliki dan sudah diincar dari sejak beberapa bulan yang lalu dan kini tibalah jadwal itu Hehe, pada penasaran ya berapa harga tiketnya, hmmm mungkin tidak semahal harga baju batik yang dari toko - toko itu,  yang penting adalah pengalaman bukan soal harga, ya memang harga juga menjadi penentu dalam subuah perjalanan buat mahasiswa, kan mahasiswa cari yang cocok sama akntongnya kan. Dan ucapan terimakasih buat temen – temen yang sudah ikut mengantarkan kami menuju bandara syamsyuddin noor banjarmasin, gua masih ragu ni bandara di banjarmasin apa dibanjarbaru, menurut saya, ini bandara lokasinnya ada di Banjarbaru.

Setiba di bandara, kami segera menuju loket armada unutk menukar tiket booking via internet. Walaupun tulisannya di depan loket “Maaf Sistem Sedang Mengalami Gangguan” saya masih tetap nyelonong maju ke petugas yang menjaga tiket itu, dan seperti orang – orang lainnya dengan segala ke PD an saya memberikan hape saya ke petugas itu, itupun juga berdasarkan pengamatan saya dan juga mengasihkan penerkaan kenapa sih kok harus ngasih hape ? dan ada apa dg isi di hape tersebut ? akhirnya saya pun memberikan hape saya dengan screen yang bertuliskan nama ahkir pada bookingan saya berseta kode bookingan saya. Ohhh ternyata itu yaakk.. betul sekali.

Dengan sigap dan segera kami menuju tempat check in, eh.. maaf mas masih close mas, putar, balik kanan graak. Ternyata Check in blum buka, secara tidak sengaja bertemeu dengan orang yang sama, sama – sama menunggu check in, sama – sama dalam satu pesawat namun dengan tidak sama harga tiketneya. Perbincangan pun mulai asyik apalagi kalau orangnya sama – sama asyik, pertannya yang biasa dolontarkan

“mau ke mana dek ?”

“dari mana ?”
“alsalnya mana ?”
“dapat harga tiket apa ?”
“pake pesawat apa ?” Bla.. Bla.. Bla..

Begitu deh genre pertanyanaya, Alhamdulillah check in pun sudah open. Antrena mulai berjajar sembari memperlihatkan tiket bookingan dari tempat petugas armada maskapai kepada petugas check in. Setelah check in, masuk ke tempat petugas lagi untuk menitipkan bagasi dan menukarkan tiket bookingan dengan tiket asli, nah karena saya merasa ngangap da merasa benda – benda saya bawa ga berat dan ga merepotkan saya, maka saya ga mau nitipin ke bagasi, padahal itu gratis.. huaaaa, (Nyesel).

Sebelum itu masuk ke ruang penungguan sebelum masuk ke ruang pemberangkatan pesawat, kemudian sebelum masuk ke tempat penungguan itu harus baya lagi sebesar Rp 25.000,00 sepertinya petugas itu kurang meyakinkan bagi saya untuk menyerahkan uang atau membayar, enatah bayar apa itu, dengan sangat percaya diri saya langsung nyelonong saja masuk ke tempat penungguan sebelum penerbagan tanpa bayar sebelumnya, sembari menunggu saya mencoba dengan temen saya mencari signal WiFi di Bandara, Hasilnya ada signal tapi  ada password dan signal yang lain lemah.
Waktu yang ditunggu tunggu sudah tiba, sekarang waktunya masuk ke tempat runag tunggu penerbangan sebelum naik pesawat, namun sebelum memasuki runagan ini check tiket lagi dengan petugas, saya ditanya tentang tiket yang harganya Rp 25.000,00 entah apa namanya itu. Lagsung dengan berjalan cepat saya menuju tempat petugas unutk membayar Rp 25.00,00 itu tadi yang berada pada lantai satu :( . Naik lagi deh ke laintai dua ke dalam ruangan tempat tunggu penerbagnan.

Di Ruang lantai 2 ruang tempat menunggu penerbagan ketemu dengan Kaluarga tetangga selebah rumah yang tadi paginya sudah ditawari “Jar, mangko bareng aku ta ?” wah karena saya sudah janji ma temen – temen yang yang ke bandara ya saya katakan yang sebenarnya "Kulo sampun wonten sing barengi". “Ya wes..”kemudian ngobrol sebentar dengan keluarga tetanga sbelah mepet tembok dirumah sebentar, dan ternyata saya dengan keluarga tadi beda pesawat “Ya wes aku mlaku disek ya..” ucap tetangga tadi.

Ada yang menarik lagi, sebelum masuk ke ruang tunggu keberangkatan bus yang mengangkut peumpang ke pesawat ternyata ada cek in lagi, ditempat itu saya kehilangan gunting yang ke dua kalinya di bandara dulu ketika di Juanda saya juga mengalami hal yang serupa dan tidak mungikn gunting itu dikembalikan. Petugasnya bilang “Mas bawa gunting kah..” jawab saya “Ndak pak, “ Sambil memcoba membuka tas ransel saya, “Di palstik ini mas” Ucap petugas tadi sambil menunjuk ke tas plastik tempat sebagian baju saya “Oiya pak, sambil saya serahkan gunting itu tadi. Petugasnya bilang “Mas kalau mau bawa gunting, gunting ditaruh dibagasi aja, di lantai bawah ya” huaaa, apan pesawat sentar lagi beragkat udah deh saya ikhlasin aja  "Guntingnya buat disini aja deh pak”, ucap saya.

Papan pengumuman dan suara pengumuman sudah memberi aba aba untuk para penumpang unutk segera memasuki bus yag sudah dipersiapkan untuk menuju pesawat yang segera berangkat.  Sampailah di tempat pesawat, kemudian dengan tertip para penumpang memasuki pesawat dan mencari tempat duduk yang sudah disediaka dengan disamakan dengan kode di ticket. Seperti biasa kode etik Internasional di dalam sebuah pererbangan ya memang seperti itu dan dengan beberapa prosedural lainnya
.
Kurang dari satu jam pesawat sudah mulai tiba di bandara Surabaya “Alhamdulillah..”, pengen teriak tapi biasa aja, ini masih Kal Sel – Ja Tim bro... Setiba di bandara Juanda kemudian menuju tempat pengambilan bagasi di lantai 1, eaaa tenyata gratis ya nitip bagasi itu. Next, cari mushola kok ga ketemu – ketemu ya,  wes lagsung cari bus damri tujuan bungurasih aja deh, beberapa menit kemudian bus segera berangkat dan sekitar 30 menit kami sudah sampai terminal bungurasih kemudian kami keluar dari damri. Sebelum menuju busnya, yasalam... Banyak calo – calo dan kawan - kawannya yang sedang cari rizki dengan model yang macam – macam pula. Berjibaku melawan arus dan yang penting dengan mental yang kuat tetap melangkahkan kai untuk maju, Oiya tarif harga nus damri juanda - bungur tadi atau sekitarnya jauh – dekat Rp 15.000,00. yaahh beginilah keadaan orang masyrakat zaman sekarang kudu kuat mental, dan jangan mudah percaya dengan orang. Alhamdulillah setelah perjuangan juga dengan mental yang kuat akhirnya dengan tidak sengaja Allah mempertemukan kami dengan Rombongan Keluarga yang sebelum check in di bandara syamsyuddinnor tadi, inget pesen ibu tadi “Ntar kalau mau tanya, tanya aja sama orang yang pake seragam ya..” setiba di sini kami mencar saya menuju setasiun dan ga tau setasiun apa yang penting ketemu dengan bus dalam kota yang menuju setasiu terdekat dan berharap bertemu dengan orang – orang baik lainnya. Orang – orang yang tak dikenal pun berdatangan dengan gaya yang sok akrab, sok kenal, sok baik ya begitulah macam – macam orang. Sayapun terbujuk masuk bus yang katanya bus dalam kota, saya ragu apa ini bener busnya atau bukan, ada orang yang ragu juga, ya sesama orang yang ragu pun saya bertanya kepada orang itu, alhasil bus yang saya naiki itu salah untuk bus, untung bus blum jalan, karena sopir bus tadi masih cari penumpang, sayapun turun dan inget pesan ibu tadi “Kalau mau tanya, tanya aja kepada orang yang pake seragam ya.” Akhirnya saya tanya ke pada orang yang memakai seragam biru muda, mungkin ini orang dari petugas, ya saya yakin ini benar. Sepertinya memang benar - benar petugas, setelah itu petugas mengarahkan ke bus damri lagi, agak ragu tapi tak apalah, saya duduk agak belakang dan tidak lama kemudian sebelum penumpang dalam bus penuh, bus ini berangkat. Bus damri ini mungkin hanya beroprasi dalam kota saja dan bus ini juga berjalan berlahan lahan. Dalam perjalanan pun saya tetap menerka – nerka apa nanti yang akan saya hadapi. Akhirnya petugas menarik ongkos bus damri, saya kasih aja Rp 5000,00 dan dikembalikan Rp 1000,00. Berlahan lahan ada beberapa penumpang yang turun, dan ada juga yang turun ke IAIN, itu keknya mahasiswa dan ada juga penumpang yang turun dari pulang kerja. Perasaan ini sudah agak dekat dengan tempat tujuan saya. Itupun sesuai dengan ingatan saya perasaan ini sudah dekat dengan setasiun wonokromo mungkin ini cuman filling saja karena lumayan sedikit familiar kalau sudah melewati IAIN, DTC, dan Mal yang lupa namanya itu, tapi saya masih inget pernah ke situ :D. Berlahan saya mendekati kursi depan dengan tujuan mendekati supir atau orang ayang akan turun. Saya bertanya pada ibu yang berada pada kursi depan tepat belakang supir,  kemudian saya bertanya dengan dengan gaya mau turun dari bus, saya pastikan ini sudah dekat dengan setasium wonokromo, “Ibu, setasiun wonokromo sudah deket ya bu”, tanya saya “Iya nak, turun disini mugkin” jawab ibu, lega kami pun bercakap – cakap dengan akrap dan dengan gaya sok deket sok kenal seperti percakaan orang – orang lainnya ketika bertemu dalam sebuha perjalanan. Untuk memastikan jawabnya ibu tadi, Ibu bertanya ke pada pak supir bus damri, pak supir pun menjawab dengan lugas dan jelas “Itu nak nati nyebrang saja ke situ, lalu liat jembatan penyebrangan dari DTC yang warnanya merah itu, nah setasiun dekat situ”, Bus pun berhenti, ucap ibu tadi ketika saya menuju pintu “Ati- ati ya nak, nyebrangnya..”, “Makasih ya semuanya....” ucap saya dalam hati.  saya pun membri senyuman tulus kepada Ibu dan pak supir yang sudah menjelaskan lokasi setasiun wonokromo itu, dan ini perjalanan dengan variasi berbeda saya yang pertama. (seperti judul skripsi saja pake istilah variasi - variasi segala)

Perasaan was – was dengan ucapan dalam hati “semoga tiket kereta menuju blitar masih ada”, depan loket ada tulisan “Tiket doho sudah habis hari ini”, deg... dekan deh, namun nyelonong saja saya menuju loket dan bertanya kepada petugas dan “Alhamdulillah tiket masih ada”, melihat jam dan dengan disesuaikan jam keberangkatan KA saya inget blum sholat, kemudian segera mencari mushola di setasiun dan saya melaksanakan kewajiban seorang muslim. Setelah sholat selesai terdengar ada pengumuman yang menyatakan bahwa KA sedang mengalami gangguan, “Sepertinya yang dimaksud ini KA yang menuju Blitar deh..” ya wes ngaji Al Quran dulu deh di mushola. Waktu sholat magrib sudah semakin mendekat saya menunngu di luar mushola dan bertanya tanya ke orang – orang lainnya tentang jadwal KA tujuan Blitar, dan ada pengumuma KA yang menyatakan KA dengan tujuan Blitar melewati kertosono akan berangkat, "Perasaan agak ragu, apa KA ini ya, tp sepertinya bukan deh.." saya menuju pintu masuk sebelum KA dan bertanya ke satpan “Pak, KA ke Blitar ini ya..”, Jawab satpan “Oh, Belum mas..” ya wes saya tunggu lagi di tempat duduk setasiun lagi. Pengumuman selanjutnya yang menyatakan bahwa KA tujuan Blitar sedang mengalami gangguan dan sampai sekarag belum bergerak menuju setasiun wonokromo, orang – orang pada teriak “Yaaaahhhh....” saya kira teriakan itu percuma, itu hanya menambah kekecewaan saja, menambah rasa galau saja, lebih baik diam.

Mungkin ini sudah mendekati waktunya untuk berbuka puasa melihat orang sudah sibuk menyiapkan dan membeli makanan serta minuman untuk berbuka puasa saya pun juga ikut membeli sebotol minuman dingin, Alhamdulillah. Azan magrib sudah berkumandang saatnya makan berbuka puasa dulu, dengan seteguk fres tea Alhamdulillah menyegarkan tenggorokan. Para penumpang mulai melangkahkan kaki menuju mushola yang berada di setasiun wonokromo mereka pun sholat mahgrib, namun KA yang ditunggu tak kunjung datang. Saya putuskan untuk sholat magrib dulu. Seusai sholat magrib saya kembali menunggu sambil bertanya kepada para calon penumpang KA yang juga menunggu kedatangan KA, dengan cara ini lah saya dapat memastikan dengan tepat bahwa KA yang akan saya naiki adalah KA yang benar.

Sembari menunggu kedatangan KA , saya sedikit mengajak ngobrol dengan bapak - bapak yang usianya mungkin 50 tahunan. Ketika pembicaraan saya dengan bapak tersebut selesai, saya tetap mendegarkan pembicaraan  bapak tersebut yang berupa kritikkan terhadap KA dengan sorang bapak yang usianya lebih tua yang duduk disamping bapak itu, yang inti dari pembicaraan tersebut  adalah mebicarakan dan mengomentari sarana dan prasarana transportasi KA. Kita tau gerbong KA yang melewati sasiun ini bisa dikatakan jumlah gerbongnya adalah jumlahnya 5, nah kenapa jumlah gerbong ini hanya ada 5, itu pertanyaan yang biasanya aka muncul dalam benak masing masing. Pengurangan jumlah gerbong itu dikarenakan pemotongan subsidi dari pemerintah, jadi jangan salahkan pihak KA yang ketika melayai para penumpang banyak kekurangan pelayanan pada jumah gerbong. Maksud dari pihak KA tersebut adalah agar para warga diminta untuk mengajukan aspirasi lagsung kepda pemerintah jangan hanya kepada pihak KA saja, mungkin sebenarnya pihak KA sudah menyuarakan perihal ini, dan suaranya kurang didengar, ya itu bisa juga,. Bisa juga pihak KA memang belum meyuarakah perihal tersebut kepada pemerintah sehingga memang pemerintah tidak menaikkan subsisi atau perihal tersebut belum terurus oleh pemerintah.

Pengumuman yang menyenagkan akhirnya datang, para calon penumpang tinggal menunggu kedatangan KA dari kota SBY yang tujuan terakhirnya Blitar. Ada yang menarik lagi, ketika KA yang sedang ditunggu oleh para calon penumang yang sudah risau dan galau menunggu terlalu lama, sebelum KA yang terlalu lama ditunggu itu datang, KA komputer yang membawa penumpang dari pulang kerja juga datang dan berhenti di setasiun wonokromo karena yang namanya rel sepor atau rel kereta itu cuman singel aja jadi KA komputer nunggu jalannya KA tujuan akhir Blitar dulu . Memang tujuan para penumpang adalah satu “sampai tujuan dengan aman, murah dan yang penting adalah cepat”. Setelah KA komputer itu berhenti sifat itupun muncul, para penumpang KA komputer yang sejalur denga KA yang saya pakai dengan berbondong – bondong balik arah putar badan grak, menuju KA yang sudah lama kami tunggu terlalu lama itu. Al hasil penumpang dalam KA tujuan akhir Blitar dapat tambahan penumpag dari KA komputer, padahal hak utama tempat duduk adalah dipegang oleh penumpang KA asli tujuan Blitar yang sudah terlalu menunggu lama tadi.